SAC.

Foto saya
Yogyakarta, DIY, Indonesia
SAC - Saturday Acting Club is an art of acting lovers organization (the actors). Formed in early 2002 named Saturday Acting Class led by Rukman Rosadi along with several theatre students at Indonesian Institute Of The Art Yogyakarta. Great desire of the members to continue to assess, dig, and cultivate the art of acting and open a wider space for art lovers acting, make us an independent official under the name SAC - Saturday Acting Club of Yogyakarta in 2006. This group is a group of people who wrestle in the areas of science theater, concentrating on the creation, exploring all the style of acting, and an unlimited-ism. SAC now with 50 personnel (consisting of members of the heterogeneous background, student, students, generally in Yogyakarta) remains open to anyone who has the same concern. Based on the awareness : "Theatre with a variety of aspects in it, is the door to the intelligence", SAC still continues to try to establish cooperation with various groups / arts community at home and abroad both in the organization of performances, workshops, discussions, as well as acting education. "

Sabtu, 11 Juni 2011

Pentas SAC di Forum Teater Realis @ Salihara

Memasuki bulan Juni 2011 ini, SAC akan mengikuti Forum Teater Realis di Salihara, Jakarta Selatan. Adapun naskah yang akan dibawakan adalah Lithuania karya Rupert Brooke. Pentas SAC di Salihara tersebut akan digelar pada hari Jumat - Sabtu, 17-18 Juni 2011, pukul 20:30 WIB, HTM Rp 50.000,- | Mahasiswa/Pelajar Rp 25.000. Sutradara untuk pementasan Lithuania adalah: Rukman Rosadi, dengan para pemain: Intan Komalasari, Wheni P. Putri, Jamal Abdul Nasir, Nurdyanto (Khan), Romansha.
Naskah Lithuania sudah tidak asing lagi bagi SAC, karena pada tahun 2008 pernah dua kali dipentaskan, pertama di Gelanggang Teater Gajah Mada Yogyakarta, kemudian di Laboratorium Teater Garasi Yogyakarta.

Proses latihan untuk Lithuania sendiri dimulai pada awal bulan Mei 2011, mencuri-curi waktu di antara proses untuk pentas Holocaust Rising dan GIFT :)
Mendalami makna realis dalam gerak maupun dialognya; dua hal tersebut yang ditekankan pada proses latihan Lithuania, selain memahami faktor sosiologis dan psikologis tokoh-tokoh yang ada di dalam naskah Lithuania. "Mementaskan naskah realis itu susah-susah gampang, sebisa mungkin mendekati kenyataan; baik di keaktoran maupun artistik, logis, dan bisa memberikan efek kejutan, agar pentasnya tidak terkesan wagu (aneh)." kata Rukman Rosadi, sutradara.

Jadi, silahkan bagi anda yang ada di Jakarta Selatan dan sekitarnya, segera saja memesan tiketnya karena tempat yang disediakan terbatas. Selamat menyaksikan.

(klik link judul di atas untuk informasi lebih lengkap via web Salihara)

Rabu, 04 Mei 2011

Membuka "HOLOCAUST RISING" Antara Kekejaman Nazi hingga Kekerasan Dalam Keluarga Zaman Ini.

"Senyuman Hyena!! (pada bapakCita-citaku cuma menyobek  mulutmu! Ah..Gigimu kotor penuh bekas dosa. Kalau kujebol perutmu..ha!  masih tersisa makananmu, hati mentah orang-orang yang kau singkirkan. Kepala-kepala bayi yang kau takut akan menyingkirkanmu. Seperti hasratmu memotong - motong tubuhku karena kau takut aku menaruh bom di ranjangmu". 
-dialog 'Anak' dalam naskah 'HOLOCAUST RISING'-



HOLOCAUST RISING POSTER

Holocaust atau holokauston (Yunani) yang berarti "persembahan pengorbanan yang terbakar sepenuhnya" adalah genosida sistematis yang dilakukan nazi Jerman pada masa Perang Dunia II. Bangsa Yahudi, bangsa Polandia, Rusia, suku Slavia, penganut agama Katolik Roma, orang cacat, homosekual, Saksi-saksi Yehua (Jehovah's Witnesses), komunis, suku Gipsi (Orang rom dan Sinti) dan lawan-lawan politik Nazi di Eropa merupakan korban-korban utama dalam Holocaust. Genosida pembunuhan masal ciptaan Adolf Hitler ini dilaksanakan dengan tembakan langsung, penyiksaan, gas racun, dan pembakaran masal di Kamp konsentrasi. Total jumlah korban Holocaust Nazi bisa mencapai 9- 11 Juta Jiwa.


JUMLAH KEMATIAN YANG FANTASTIS!
Kita masih bisa mengingat peristiwa Hiroshima-Nagasaki, G30S-PKI, pengeboman di Bali, perang suku di Kalimantan,pembantaian di Tiananmen dan terakhir kasus kerusuhan di Tanjung Priok. Nampaknya kekerasan bisa terjadi dimana saja, bibit-bibit kekejaman bisa tumbuh dimana-mana. Agama sebagai benteng terakhir nampaknya juga tak terlalu kokoh untuk membendung arus kekejaman. Bukankah kita juga menyaksikan orang juga melakukan kekerasan atas nama agama?
Dalam Holocaust versi SAC - Saturday Acting Club Yogyakarta ini, pertanyaan-pertanyaan muncul dari banyak fenomena tentang ”bagaimana kehalusan perasaan-perasaan manusia saat ini ” ketika godaan-godaan hidup sangat beragam dan semakin menyingkirkan kita dari esensi manusia berperasaan halus. 
Berita-berita pembunuhan, kematian, pemerkosaan, penyiksaan yang menghambur ketelinga kita tiap hari mungkin justru membuat kita jadi kebal. Meningkatnya kepadatan hidup perkotaan setiap hari juga merupakan faktor pemicu ketegaan penyebab tindak kekerasan terjadi. 
Lalu bagaimana anak-anak dengan dunia yang disaksikannya, mungkinkah mereka punya rasa tega yang lebih besar atas apa yang setiap hari ditontonnya di layar TV?! mungkinkah tindak kekerasan terjadi di ruang keluarga kita ?!
Rasanya tetap saja harus ada yang berjuang untuk mengingatkan kembali rasa belas kasih untuk meningkatkan kehalusan manusia kita yang didengungkan sebagai mahluk paling beradab.

Senin, 24 Januari 2011

TEKNIK DASAR BERMAIN DRAMA ( Bag.II ) Oleh : Rukman Rosadi


Dibawah ini adalah rincian umum bagaimana pernik-pernik proses penciptaan tokoh dan proses penguasaan tehnik keaktoran.

1.        MENGENALI POTENSI KEAKTORAN.  
-          animo / ketertarikan ; visual, audio, pikir, rasa.
-          Histeria ; semangat (kegilaan) untuk mengetahui dan menguasai
-          Potensi tubuh:
-          Potensi suara :
-          Potensi pikiran;  wawasan , kecerdasan pikir ; IQ
-          Potensi emosi /fleksibilitas emosi/ kepekaan /kecerdasan emosional  ; EQ    
-     Kecerdasan sosial                                                                                             
2.        AKTING DAN SENI AKTING
-    aksi yang disengaja tanpa mempertimbangkan kualitas aksi yang        dibuat            
-          Aksi yang disengaja dengan pertimbangan aspek-aspek yang memunculkan kualitas
3.        POSISI AKTOR DALAM TEATER DAN SINEMA
-          Pengertian aktor dan sejarah keaktoran
-          Posisi aktor dalam teater dan sinema
-          media komunikasi
-          berhadapan langsung dengan penonton
-          berhadapan dengan kamera
-          hubungan aktor dan aspek-aspek lain dalam teater
-          menerjemahkan teks kedalam aplikasi audio dan visual
-          perbedaan dan kesamaan pada teater dan film
-          penentu keberhasilan komunikasi
4.        MENGENALI DAN MENYIAPKAN TUBUH UNTUK AKTING
-          kelenturan
-          kekuatan
-          kelemahan
-          stamina
-          kecepatan
-          pengalaman tubuh
-          kekayaan motif gerak
@ aktor harus mengetahui seberapa siap dirinya/tubuhnya untuk berperan
5.        TEKNIK ISOLASI DIRI
-          mengenali diri sendiri
-          mengenali tubuh dan reaksi atas emosi
-          mengenali suara dan reaksi atas emosi
-          mengenali gaya gerak tubuh
-          mengenali ciri yang kuat dan kurang kuat
-          menyimpan kecenderungan personal
-          mengenali tempo diri
(bersambung lagi..:))

Sabtu, 15 Januari 2011

TEKNIK DASAR BERMAIN DRAMA ( Bag.I ) OLEH : Rukman Rosadi


SAC, proses latihan HOLOCAUST RISING, Audit. pascasarjana ISI, januari 2011.
Banyak orang mengatakan bahwa:” akting itu sulit”, atau “akting itu mudah”  atau , “akting  itu gampang-gampang susah”. Sebenarnya, persoalannya bukan pada aktingnya tapi pada pelaku akting itu sendiri yang akan membuatnya menjadi mudah atau menjadi susah
 Akting akan menjadi mudah jika mengetahui bagaimana seharusnya menciptakan acting dan didasari keinginan kuat bahwa anda benar-benar  ingin menguasai akting. Pengetahuan yang tidak lengkap dan keinginan yang setengah-setengah membuat akting menjadi pelajaran yang sulit,bodoh,gelap dan mungkin membosankan.
Secara sederhana seni akting adalah seni menciptakan aksi/laku. Sebuah aksi yang dilakukan karena adanya impuls atau dorongan untuk melakukan suatu aksi. Sebagai contoh, anda akan makan jika: 
1.Anda lapar (impuls dari dalam diri anda sendiri) 
2. Ada makanan yang lezat ( impuls dari makanan)        
3. Terpaksa makan ( impuls dari luar/ dorongan psikologis ,mungkin karena perasaan tidak enak/sungkan pada seseorang jika anda tidak makan) 
4. Dipaksa makan, (impulS dari orang lain yang memaksa) 
5. Makan Gratis ( anda akan makan meskipun tidak lapar atau tidak terlalu suka pada makanan yang ada) 
6. Makan untuk prestise /dorongan sosial (sebenarnya  lidah anda tidak familiar dengan makanannya, tapi anda akan dianggap kuno kalau belum atau tidak pernah memakannya). 
Masih ada banyak alasan untuk sebuah aksi yang sama, tentang makan. Semua perbedaan penyebab diatas yang mendorong orang untuk makan , akan melahirkan perbedaan “cara” makan yang spesifik.
Apakah alasan yang berbeda akan menyebabkan aksi yang berbeda? Jawabannya pasti:  Ya!  Setiap aksi didorong oleh pikiran atau perasaan yang berbeda yang akan terekspresi  menurut dorongannya yang spesifik.
Apakah alasan yang sama pada dua orang yang berbeda akan memunculkan ekspresi yang sama? Jawabannya pasti: Tidak! Karena setiap orang disusun oleh kondisi genetik, psikologis, fisik dan sosial yang berbeda. Empat hal inilah yang menyusun karakter. Intinya, karakterlah yang akan menentukan seluruh aksi yang akan kita buat, apakah itu aksi fisik maupun suara, baik mendapat impuls dari dalam maupun dari luar. Karena setiap orang punya karakter yang berbeda ,maka tugas aktor adalah menemukan  faktor-faktor penyusun karakter ,merangkai dengan analisa dan menciptakan karakter-karakter baru yang hidup(hayat –menghayati) dan memiliki jiwa (jiwa-menjiwai) dengan segala kerumitan psikologisnya, pikiran dan tindakan-tindakannya..
Jika anda sudah menemukan karakter, maka karakter  itulah yang akan menuntun seluruh aksi yang kita buat. Baik itu aksi besar (akting) maupun aksi kecil (bisnis akting). (bersambung ya...)